ANALISIS POSITIONING, SEGMENTASI PASAR DAN PENENTUAN PASAR POSISI (TARGETING)

Assalamualaikum Wr. Wb
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kuliah Manajemen Pemasaran II. Sebagai bahan evaluasi terkait tugas yang telah diberikan bapak Rois Arifin SE,. MM dengan materi " ANALISIS POSITIONING, SEGMENTASI PASAR DAN PENENTUAN PASAR POSISI (TARGETING)
". 
Selanjutnya kami akan memperkenalkan diri, dari kelompok 8
- Rif’atul Himmah (21801081007)
- Hilda Tya Ega Pradani (21801081444) 
Semoga tugas ini dapat bermanfaat. 

MANAJEMEN PEMASARAN II
ANALISIS POSITIONING, SEGMENTASI PASAR DAN PENENTUAN PASAR POSISI (TARGETING)





 DOSEN PENGAMPU :
ROIS ARIFIN S,E . M,M
Disusun Oleh :
Rif’atul Himmah (21801081007)
Hilda Tya Ega Pradani (21801081444)


PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2018/2019
Jl. Mayjen Haryono No.193, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 6514




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kami semua sehingga Makalah ini dapat kami susun dengan baik dan lancar. Tak lupa pula kami  kirimkan salam serta shalawat kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam gelap gulita menuju alam yang terang benderang yakni addinul islam wal iman. Makalah kami ini berjudul “Menjelaskan pentingnya sosmed pada promosi online dan marketing channel”.  kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai macam pihak dan  dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada Bapak Dosen ROIS ARIFIN SE. MM  selaku dosen Manajemen Pemasaran II
Dengan ini kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini dapat selesai dengan senang hati dan oleh karenanya, kami dengan rendah menerima masukan, saran, kritik dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi seluruh pembacanya.


Malang, 29 Maret  2020

                                                                        Penyusun





DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i      
Kata Pengantar ................................................................................................. ii      
Daftar Isi ......................................................................................................... iii      

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang..................................................................................... iv
B.     Rumusan Masalah ................................................................................ v      

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Developing and communicating a positioning strategy.......................................
2.2 Diferentiation Strategies .........................................................................................
2.3 Product Life Cycle Marketing Strategies ...............................................................

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................
B.     Saran ......................................................................................................
............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Seiring dengan berjalannya waktu periklanan berkembang sangat pesat dan majuMedia periklanan yang digunakan semakin beragam tidak hanya terbatas pada media konvensional atau pun klasik. Begitu juga dengan metode-metode ataupun gaya periklanan yang dipakai juga sudah sangat beragam.
Pada saat ini, periklanan semakin pesat perkembangannya. Periklanan banyak dipengaruhi oleh adanya perkembangan teknologi. Periklanan telah menjadi bisnis besar, sehingga semakin banyak perusahaan agency periklanan pada saat ini. Mulai dituntutnya berkreativitas lebih dan semakin beraneka ragam untuk menarik perhatian konsumen, dikarenakan mobilitas periklanan pada saat ini begitu tinggi. Media yang digunakan tidak lagi hanya bertumpu pada surat kabar, majalah, radio dan televisi semata, namun juga bermunculan media-media lainya.
Munculnya beragam media akhirnya juga mempengaruhi dunia periklanan. Berbagai media yang muncul menyebabkan iklan mulai bergeser paradigma dalam pemasangannya, yaitu dari penggunaan media yang paling banyak / luas jangkauannya menjadi media yang paling spesifik yang mampu menjangkau khalayak sasarannya. Sehingga kini perusahaan kecil pun dapat menggunakan media televisi untuk menyampaikan pesannya.
Pada era ini mobilitas iklan bisa dibilang sangat tinggi, dan mengalami perkembangan yang begitu pesat. Banyak brand yang berperang dengan pembelajaan iklan yang cukup tinggi dilihat dari grafik pembelanjaan iklan yang terus meningkat pesat 

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan strategi penetapan posisi
2.      Apa saja bentuk-bentuk positioning?
3.      Bagaimana perusahaan dapat memilih dan mengomunikasikan positioning yang efektif di pasar ?
4.      Apa strategi pemasaran yang cocok pada setiap tahap siklus hidup produk ?

C.  Tujuan
1.      Mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan strategi penetapan posisi
2.      Untuk mengetahui apa  strategi pemasaran yang cocok pada setiap tahap siklus hidup produk
3.      Untuk mengetahui apa implikasi evolusi pasar bagi strategi pemasaran
4.      Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Pemasaran




BAB II

PEMBAHASAN


 2.1      Developing and communicating a positioning strategy 
A. Pengertian Possitioning
Positioning adalah strategi manajemen dalam membangun citra atau identitas dengan cara penempatan sebuah produk, merek atau nama perusahaan untuk menciptakan sebuah sambutan atau kesan yang jelas, berbeda dan positif dibandingkan dengan produk, merek atau perusahaan pesaing. Positioning merupakan cara pemasar menanamkan citra, persepsi dan imajinasi atas produk yang ditawarkan kepada konsumen melalui proses komunikasi. Positioning tidak sama dengan segmentasi baik diferensiasi ataupun konsentrasi. Dengan perkataan lain, positioning bukan menempatkan produk untuk kelompok tertentu tetapi berusaha menanamkan citra produk di benak konsumen pada segmen yang telah dipilih.

B.     Bentuk-bentuk Positioning 

Menurut Kotler (2006), terdapat beberapa bentuk atau cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan strategi positioning dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, yaitu:
  1. Positioning menurut atribut. Perusahaan memposisikan dirinya berdasarkan atribut atau fitur spesifik, misalnya ukuran, keamanan, komposisi bahan, pengalaman dalam bidang yang digeluti dan seterusnya. Amazon.com, misalnya menekankan sistem pemesanan uniknya berslogan i-click.
  2. Positioning menurut manfaat. Dalam pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu manfaat tertentu, misalnya pasta gigi, mencegah kerusakan gigi, menyegarkan mulut, menjaga kesehatan gusi, dan seterusnya. Contoh yang lain adalah mobil Volvo yang menekankan keamanan dan durabilitas.
  3. Positioning menurut penerapan dan penggunaan. Produk diposisikan sebagai alternatif terbaik untuk situasi pemakaian atau aplikasi tertentu, misalnya Bodrek diposisikan sebagai obat yang boleh diminum sebelum makan. 
  4. Positioning menurut pemakai. Produk diposisikan sebagai pilihan terbaik untuk kelompok pemakai tertentu, misalnya minuman kesehatan untuk para atlet, kamera instan untuk para amatir, dll. 
  5. Positioning menurut pesaing. Klaim produk dihubungkan dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama, misalnya 7UP, memposisikan dirinya sebagai The Un-Coca Cola, dan Pepsi memposisikan dirinya sebagai Generation: Next. Selain itu juga bisa berupa klaim berupa perbandingan langsung dengan produk pesaing. 
  6. Positioning menurut kategori produk. Produk diposisikan sebagai pemimpin dalam kategori produk tertentu, misalnya permen Kopiko diposisikan sebagai kopi dalam bentuk permen, bukan permen rasa kopi. 
  7. Positioning menurut harga. Perusahaan berusaha menciptakan kesan/citra berkualitas tinggi lewat harga premium atau sebaliknya menekankan harga murah sebagai indikator nilai.

C.     Prosedur dan Langkah Positioning 

Menurut Hasan (2008), prosedur atau langkah-langkah yang dijalankan dalam melakukan penempatan posisi (positioning) adalah sebagai berikut:
  1. Menentukan produk/pasar yang relevan. Suatu produk umumnya dimaksudkan untuk memenuhi lebih dari satu keinginan atau kebutuhan. 
  2. Pendataan kebutuhan pelanggan. Untuk melakukan positioning dengan tepat, maka marketer perlu mendata semua kebutuhan dan keinginan yang mungkin dapat dipenuhi oleh semua produk. 
  3. Mengidentifikasi pesaing. Baik pesaing primer maupun pesaing sekunder. Pesaing primer adalah pesaing-pesaing yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan inti, sedangkan pesaing sekunder adalah pesaing-pesaing tak langsung, yakni mereka yang tidak langsung muncul di pikiran bilamana seseorang sedang berpikir mengenai keinginan atau kebutuhan konsumen. 
  4. Menentukan standar evaluasi. Menentukan cara dan standar yang digunakan konsumen dalam mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Biasanya seseorang akan mengevaluasi berbagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapinya dengan cara dan berdasarkan standar-standar tertentu. Dalam hal ini perusahaan perlu melakukan riset pemasaran agar dapat memahami cara dan standar yang digunakan konsumen dalam evaluasi keputusan pembelian. 
  5. Membuat perceptual map. Mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing (dengan membuat perceptual map). Pemasar perlu mengidentifikasi posisi yang ditempati pesaing dengan menggunakan perceptual map yang didasarkan pada atribut produk, situasi pemakai, atau kelompok pemakai. 
  6. Mengidentifikasi kesenjangan posisi. Mengidentifikasi senjang atau gap pada posisi yang ditempati. Melalui analisis terhadap posisi berbagai produk yang saling bersaing, maka dapat ditentukan daerah-daerah atau aspek-aspek yang belum tergarap maupun yang telah digarap banyak pesaing.
  7. Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning. Setelah pasar sasaran ditentukan dan posisi yang dikehendaki ditetapkan, maka pemasar harus merancang program pemasaran yang dapat memastikan bahwa semua informasi mengenai produk atau merek yang disampaikan kepada pasar akan menciptakan persepsi yang diinginkan dalam benak konsumen. Jantung dari strategi positioning ini adalah kampanye promosi. 
  8. Memantau posisi. Posisi aktual suatu produk atau merek perlu dipantau setiap saat guna melakukan penyesuaian terhadap setiap kemungkinan perubahan lingkungan.

D.    Kesalahan-kesalahan Positioning 

Menurut Kotler dan Keller (2009), terdapat beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam menjalankan strategi positioning, yaitu:
  1. Penentuan posisi yang kurang (underpositioning). Produk tersebut tidak memiliki posisi yang jelas sehingga di anggap sama saja dengan kerumunan produk lainnya di pasar. Masalahnya konsumen tidak bisa membedakan dengan merek lainnya. 
  2. Penentuan posisi yang berlebihan (overpositioning). Pemasar terlalu sempit memposisikan produknya sehingga mengurangi minat konsumen yang masuk dalam segmen pasarnya. 
  3. Penentuan posisi yang membingungkan (confused positioning). Pemasar terlalu banyak menekankan atribut yang terlalu banyak pada produknya sehingga konsumen mengalami keraguan. 
  4. Penentuan posisi yang meragukan (doubtful positioning). Positioning diragukan kebenarannya karena tidak didukung bukti yang memadai. Konsumen tidak percaya karena selain tidak didukung bukti yang kuat atau marketing mix yang ditetapkan tidak konsisten dengan keberadaan produk.


2.2       Differentiation strategies
Penentuan posisi adalah tindakan untuk merancang posisi perusahaan serta nilai yang ditawarkan sehingga pelanggan dalam suatu segmen memahami kedudukan dan menghargai perusahaan dalam kaitanya sebagai pesaing.
Tugas penentuan posisi terdari dari tiga langkah :
1.      Mengenali keunggulan bersaing yang mungkin untuk dimanfaatkan,
2.      Memilih yang paling tepat dan secaraq efektif
3.      Mengisyaratkan kepada pasar tentang posisi yang dipilih perusahaan.
Strategi penentuan posisi pasar produk perusahaan kemudian akan memungkingkan perusahaan beranjak ke langkah berikutnya, yaitu merencanakan strategi pemasaran bersaingnya. Penentuan posisi dapat dikelompokan menjadi penentuan posisi menurut nilai, menurut pesaing, menurut manfaat, menurut penggunaan, menurut pemakai, menurut kategori produk dan menurut atribut.

2.3     Product Life Cycle Marketing Strategies

A.    Pengertian Siklus Hidup Produk

Pengertian Siklus Hidup Produk (Product Life cycle) – Pada prinsipnya, Hampir setiapproduk di dunia ini mengalami Siklus Hidup Produk. Namun jangka waktu siklus hidup produk pada setiap produk tersebut berbeda-beda, ada yang cepat hilang, ada juga yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Apalagi pada produk- produk yang berorientasi pada Teknologi seperti pada produk-produk Elektronika (Ponsel, Komputer, Televisi), Siklus Hidup suatu produk akan semakin terasa. Mungkin banyak diantara kita yang kurang memperhatikannya, namun itulah yang sering terjadi di kehidupan kita.
Oleh karena itu, mengerti dan memahami konsep Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle ini merupakan suatu hal yang penting bagi setiap produsen untuk memproduksi dan memasarkan produknya. Pada dasarnya, Siklus Hidup Produk adalah tahapan- tahapan proses perjalanan hidup suatu produk mulai dari diperkenalkannya kepada pasar (market) hingga pada akhirnya hilang dari pasaran. Untuk memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus bekerja keras melakukan berbagai strategi agar produknya dapat bertahan lebih lama lagi di pasar (market).

B. Strategi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
Jika dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap ialah sebagai nilai strategik dalam suatu perusahaan, maka manajernya tersebut seharusnya bisa menentukan dimana posisi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) produknya itu. Identifikasi dalam tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) tersebut dapat ditentukan dengan mengkombinasikan 3tiga faktor yang menunjukan ciri status suatu produk serta juga membandingkan dengan pola yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dalam suatu produk dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya didalam market volume, rate of change of market volume.
C.     Macam Tahap Siklus Hidup (Product Life Cyce)
Pada umumnya, Siklus Hidup Produk atau Product Life Cycle memiliki 4 Tahapan yaitu Perkenalan (Introduction), Perkembangan (Growth), Kedewasaan (Maturity), Penurunan (Decline). Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai keempat tahapan Siklus Hidup Produk beberapa strategi umum yang digunakan produsen dalam memasarkan produknya berdasarkan Fase atau Tahap Siklusnya.

1. Tahap Perkenalan (Introduction)

  • Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)
    Peluncuran suatu produk baru pada harga tinggi dengan melalui tingkat promosi yang tinggi.
  • Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)
    adalah suatu peluncuran produk baru dengan harga tinggi serta juga sedikit promosi.
  • Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)
    adalah suatu peluncuran produk pada harga yang rendah yanag dengan biaya promosi yang besar.
  • Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
    adalah suatu peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah serta juga harga rendah.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)

Selama dalam tahap pertumbuhan perusahaan tersebut menggunakan beberapa strategi untuk dapat mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara sebagai berikut:
  • Meningkatkan kualitas pada produk dan juga  menambahkan keistimewaan pada produk baru serta gaya yang lebih baik.
  • Perusahaan tersebut harus menambahkan model > model baru serta produk > produk penyerta (yakni, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan lain-lain yang dapat melindungi produk utama)
  • Perusahaan itu harus memasuki segmen pasar baru.
  • Perusahaan itu harus meningkatkan cakupan distribusinya serta juga memasuki saluran distribusi yang baru.
  • Perusahaan tersebut beralih dari iklan yang dapat membuat orang menyadari produk (product awareness advertising) ke arah iklan yang membuat orang menunjuk (memilih) produk anda (product preference advertising)
  • Perusahaan tersebut menurunkan harga untuk dapat menarik pembeli yang sensitif terhadap suatu harga pada tiap lapisan .

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)

  • Perusahaan tersebut menghilangkan produk yang kurang kuat serta juga lebih berkonsentrasi kepada sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan serta juga pada produk baru.
  • Dengan Memodifikasi pasar yang mana perusahaan tersebut berusaha untuk dapat memperluas pasar untuk merek yang sudah mapan.
  • Perusahaan tersebut mencoba menarik konsumen yang merupakan ialah sebagai pemakai produknya.
  • Dengan Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) yakni yang memiliki tujuan untuk dapat menambah keistimewaan baru dan yang memperluas keanekagunaan, keamanan maupun kenyaman dalam produk.
  • Dengan Strategi defensif yang mana untuk mempertahankan produk pasar yang mana hasil dari strategi tersebut akan memodifikasi bauran dalam pemasaran.
  • Dengan Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan untuk dapat meningkatkan kemampuan suatu produk, misalnya daya tahan, kecepetan, serta jugakinerja produk.
  • Dengan Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk dapat menambah daya tarik estetika dalam produk seperti model, warna, kemasan dan lain sebagainya.
  • Dengan Menggunakan take-off strategy dimana merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk dapat mencapai fase penerimaan konsumen yanag baru, strategi ini bisa  memperbaharui pertumbuhan disaat produk masuk dalam proses kematangan.

4. Tahap Penurunan (Decline)

  • Manambah investasi supaya dapat mendominasi atau juga  menempati posisi persaingan yang baik.
  • Mengubah produk tersebut atau juga mencari penggunaan atau manfaat baru dalam produk
  • Mencari pasar yang baru
  • Tetap ditingkat investasi perusahaan saat ini sampai dengan ketidakpastian didalam industri dapat diatasi
  • Mengurangi investasi pada perusahaan dengan secara selesktif dengan cara meninggalkan konsumenyang kurang menguntungkan.
  • Dengan Harvesting strategy untuk dapat mewujudkan pengembalian uang tunai dengan secara cepat
  • Dengan Meninggalkan bisnis tersebut serta juga menjual aset perusahaan

2.4  Segmentasi Pasar (Segmenting)

Segmenting merupakan tahap paling awal dalam perumusan strategi pemasaran. Segmenting merupakan proses mengkategorikan, mengklasifikasikan, menggolongkan semua target potensial produk yang akan dipasarkan. Kemudian membagi pasar menjadi bagian-bagian berdasarkan pembeli dan kebutuhan, karakteristik atau perilakunya, dan lain sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa proses ini memiliki peran yang cukup penting dalam sebuah bisnis karena beberapa alasan, seperti:
a.       Memungkin perusahaan lebih fokus dalam mengalokasikan sumber daya. Dengan membagi pasar menjadi segmen-segmen, maka dapat memberikan gambaran bagi perusahaan untuk menetapkan segmen mana yang akan dilayani dan dijadikan target. Selain itu, segmentasi memungkin perusahaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai peta kompetisi serta menentukan posisi pasar bisnis perusahaan.
b.      Segmentasi merupakan dasar untuk menentukan komponen-komponen strategi yang disertai dengan pemilihan target market. Sehingga proses ini akan memberikan acuan dalam penentuan tahap selanjutnya.
c.       Segmentasi merupakan faktor kunci untuk mengalahkan pesaing, dengan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda dari yang dilakukan oleh pesaing.
Dalam melakukan tahapan ini, perusahaan harus memperhatikan efektivitas segmentasi tersebut karena menyangkut ketepatan langkah rumusan pada strategi selanjutnya yaitu targeting dan positioning. Syarat segmentasi yang efektif diantaranya adalah measurable (terukur), substansial (banyak), accessible (dapat diakses), differentiable (dapat dibedakan), dan actionable (dapat dilayani). Ada beberapa variabel dari tahapan segmentasi ini, yaitu:
a.       Demografis, yaitu segmentasi yang dilakukan dengan cara membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis seperti usia, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan, geografis.
b.      Psikografis, yaitu segmentasi yang dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan lain sebagainya.
c.       Perilaku, yaitu segmentasi yang dilakukan dengan membagi konsumen ke dalam segmen-segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara konsumen menggunakan barang atau situasi pemakaian, dan loyalitas merek. Cara untuk membuat segmentasi ini yaitu dengan membagi pasar ke dalam pengguna dan non-pengguna produk.

2.5  Penentuan Pasar Sasaran (Targeting)

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmentasi pasar, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi berbagai segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang akan menjadi target market. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus melihat beberapa faktor yaitu tujuan, daya tarik pasar secara keseluruhan, dan resource perusahaan. Dalam menentukan targeting, maka perlu dilakukan beberapa survey agar dapat mengetahui keadaan pasar nantinya sehingga proses pemasaran tidak salah sasaran. Ada 3 kriteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat mengevaluasi dan menentukan segmen pasar mana yang akan dijadikan target, yaitu:
1.      Perusahaan harus memastikan bahwa segmen pasar yang dibidik cukup besar dan menguntungkan bagi perusahaan. Atau perusahaan dapat saja memilih segmen yang kecil, namun segmen itu harus mempunyai prospek menguntungkan dimasa yang akan datang. Sehubungan dengan hal ini, perusahaan harus melihat secara mendalam terhadap kompetisi yang ada di sektor tersebut serta potensinya untuk tumbuh karena akan berkaitan dengan ukuran dan pertumbuhan target segmen perusahaan.
2.      Strategi targeting ini harus didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan memiliki kekuatan dan keahlian yang cukup memadai untuk menguasai segmen pasar yang dipilih atau tidak. Perusahaan juga harus menganalisis dari dekat apakah segmen pasar yang dipilih telah sejalan dan mendukung tujuan jangka panjang perusahaan atau tidak.
3.      Segmentasi pasar yang dibidik harus didasarkan pada situasi persaingan yang ada. Perusahaan harus mempertimbangkan situasi persaingan yang dapat mempengaruhi daya tarik targeting perusahaan.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Positioning merupakan tindakan perusahaan untuk merancang produk dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para pesaingnya. Positioning juga merupakan cara sebuah perusahaan untuk menarik hati pelanggan dan dapat mengambil tahta tertinggi di benak pelanggan.

Penentuan pasar sasaran merupakan proses pengevaluasian dan pemilihan setiap segmen yang akan dilayani oleh setiap perusahan. Sedangkan strategi penentuan posisi merupakan kombinasi kegiatan pemasaran yang dilakukan manajemen untuk memenuhi kebutuhan dan keingina dari setiap pasar sasaran. Strategi ini terdiri dari komponen Produk dan jasa pendukung, distribusi, harga, dan promosi.

B. Kritik dan Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.




Daftar Pustaka
Soegoto, E. Soeryanto. 2009. Enterpreneurship Menjadi Pebisnis Ulung. Jakarta: Gramedia.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Swastha dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Tjiptono, F., dan Chandra, G. 2012. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: ANDI.
Kotler, Philip. 2006. Manajemen pemasaran. Jakarta: Indeks Gramedia.

Comments