Retailing, Private labels, Wholesaling, Market logistics
Assalamualaikum Wr. Wb
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kuliah Manajemen Pemasaran II. Sebagai bahan evaluasi terkait tugas yang telah diberikan bapak Rois Arifin SE,. MM dengan materi " Retailing,
Private labels, Wholesaling , Market logistics".
Selanjutnya kami akan memperkenalkan diri, dari kelompok 8
- Rif’atul Himmah (21801081007)
- Hilda Tya Ega Pradani (21801081444)
Semoga tugas ini dapat bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan dalam pasar
Retail yang kompetitif, pelaku Retail harus dapat menawarkan produk yang tepat,
dengan harga, waktu dan tempat yang tepat pula. Oleh karena itu, pemahaman
terhadap pelaku Retail terhadap karakteristik target pasar atau konsumen yang
akan dilayani merupakan hal yang sangat penting.
Dalam operasionalnya pelaku
Retail menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam
menyediakan berbagai produk dan jasa. Menjalankan fungsi memecah maupun
menambah nilai produk, secara keseluruhan pengelola bisnis Retail
membutuhkan implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik
fungsi keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia, maupun operasional. Sehinga
pelaku Retail dapat memahami secara penuh tentang lingkup bisnis Retailnya,
cara strategi pengembangannya dan Memanajemen bisnisnya.
Pedagang eceran mempunyai
peran penting dalam melakukan bisnis. Dilihat dari sudut produsen, pedagang
eceran dipandang sebagai penentu kelangsungan usaha yang dijalankannya atas
keberhasilan atau ketidakberhasilan usaha yang dijalankannya. Melalui pengecer,
pihak produsen dapat menentukan komentar konsumen terhadap barang yang mereka
beli, seperti rasa, daya tahan, harga, dll mengenai segala sesuatu produknya.
Apabila dipandang dari pihak produsen, maka pedagang eceran mempunyai peranan
penting yaitu sebagai agen yang membeli, mengumpulkan, dan menyediakan
barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan/ keperluan pihak lain.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan
Pemasaran Ritel?
2. Apasaja Strategi Pemasaran Untuk Peningkatan Bisnis?
3. Apa
pengertian Private Label Strategy?
4. Bagaimana menentukan Keputusan
Pemasaran?
5. Apa pengertian grosir dan apa
saja manfaatnya?
6. Apa itu logistik pasar?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui dan memahami
Perdagangan Eceran serta jenis-jenisnya.
2.
Untuk mengetahui dan memahami
Lingkungan Eceran Baru dan pengaruhnya.
3.
Agar dapat menentukan atau membuat keputusan pemasaran terkait
faktor-faktornya.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pemasaran Ritel
Pemasaran ritel atau biasa disebut bisnis
eceran dapat diartikan sebagai kegiatan menjual barang atau jasa kepada
individu untuk keperluannya sendiri, keluarga, atau rumah tangga. Menurut
Handri Ma’aruf (2005), Para peritel menjual langsung barang atau jasa kepada
konsumen . Tidak jauh berbeda dengan pernyataan diatas, Kotler dan Amstrong
(1999) juga mendefinisikan pemasaran retail sebagai semua kegiatan yang
dilibatkan dalam penjualan barang atau jasa langsung ke konsumen akhir untuk
penggunaan pribadi non-bisnis.
Peritel atau retailer adalah mata rantai
terakhir dalam proses distribusi barang atau dan jasa. Peritel adalah
perpanjangan tangan akhir dari agen atau distributor.
Konsep Pemasaran Ritel
Menurut Wal Mart yang dikutip oleh Usman
Thoyip (1998) dalam Sunyoto (2015;5) telah memanfaatkan suatu pendekatan yang
terkoordinasi dan merata di seluruh perusahaan terhadap perkembangan dan
implementasi strategi dan memiliki suatu orientasi tujuan yang jelas. Berikut
ini gambar konsep pemasaran ritel:
Keterangan :
·
Orientasi Konsumen, seorang peritel harus menentukan
atribut-atroibut dan kebutuhan-kebutuhan para konsumennya, serta harus
menyediakan diri untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut secara maksimal.
·
Usaha yang terkoordinir, dimana seorang peritel harus
mengintegrasikan semua rencana dan kegiatan untuk melakukan efisiensi.
·
Orientasi tujuan, dimana seorang peritel harus menetapkan
tujuan dan selanjutnya menggunakan strateginya untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut.
Konsep ritel mensyaratkan komunikasi dengan
para konsumen dan mempertimbangkan keinginan-keinginan para konsumen ini
sebagai sesuatu yang sangat penting bagi keberhasilan peritel yang
bersangkutan, mengembangkan dan menindaklanjuti suatu strategi yang konsisten
dan bekerja keras untuk mencapai tujuan-tujuan yang berarti, khusus dan mudah
dijangkau. Konsep pemasaran ritel ini tidak berhubungan dengan kemampuan
internal suatu perusahaan atau keunggulan kompetitif, namun menawarkan suatu
kerangka kerja yang luas untuk perencanaan (Usman Thoyip (1998) dalam Sunyoto
(2015;6)).
Strategi ritel merupakan
pernyataan yang menjelaskan hal-hal :
1.
Sasaran pasar ( Target market ), yaitu segmen-segmen pasar yang direncanakan
untuk dilayani terkait dengan aktivitas memfokuskan sumber daya yang harus
disiapkan oleh ritel
2.
Format yang direncanakan akan digunakan utnuk memenuhi kebutuhan target pasar.
Format ritel adalah gabungan, ritel didasarkan pada sifat atau ciri barang dan jasa
yang ditawarkan, kebijakan penentuan harga, pemasangan iklan dan program
promosi, design took, dan lokasi khusus.
3.
Dasar perencanaan ritel untuk memperoleh keunggulan bersaing yang dapat
dipertahankan atau keuntungan dari persaingan yang dapat dipertahankan dalam
jangka panjang.
Dengan demikian tiap strategi
ritel akan meliputi :
–
Pemilihan segmen target pasar & penentuan format ritel
–
Pengembangan keunggulan bersaing yang memungkinkan ritel untuk mengurangi
tingkat kompetensi yang dihadapi
Konsep ritel adalah orientasi manajemen yang
memfokuskan ritel dalam menentukan kebutuhan target pasar serta memenuhi
kebutuhannya dengan lebih efektif & efisien. Ritel Yang berhasil harus
memenuhi kebutuhan pelanggan pada segmen pasar yang dilayani secara lebih baik
daripada yang dilakukan oleh pesaing. Tugas utama dalam mengembangkan bisnis
ritel adalah menetapkan sasaran pasar. Proses ini diawali dengan menetapkan
segmentasi pasar.
Hal – hal penting yang
harus diperhatikan dalam bisnis ritel untuk mengembangkan keunggulan bersaing:
1.
Loyalitas konsumen
Loyalitas konsumen berarti
kesetiaan konsumen untuk berbelanja di lokasi ritel tertentu. Mempunyai
konsumen yang loyal adalah metode yang penting dalam mempertahankan keuntungan
dari para pesaing, jika memiliki konsumen yang loyal berarti konsumen memiliki
keengganan untuk menjadi pelanggan pada ritel-ritel pesaing
2.
Program loyalitas
Program loyalitas adalah bagian
dari keseluruhan manajemen hubungan antar konsumen, Program ini sudah umum
dijalankan dalam bisnis ritel, program loyalitas bekerja sama dengan manajemen
hubungan pelanggan/Customer Relationship Marketing (CRM) . Anggota
– anggota program loyalitas diketahui saat mereka membeli, karena mereka
menggunakan beberapa tipe kartu loyalitas, informasi pembelian disimpan
dalam database yang besar, dari dari database dapat
diketahui jenis-jenis barang apa yang dibeli oleh konsumen, dengan mengunakan
cara ini pelaku ritel dapat menyesuaikan berbagai penawaran untuk memenuhi kebutuhan
konsumen yang loyal dengan baik. Beberapa pelaku ritel yang telah
mengunakan program ini seperti: Alfa dengan AFC (Alfa Family Club), Carrefour
dengan Kartu Belanja (KB) Carrefour, Matahari dengan MMC (Matahari Club
Card), dan masih banyak contoh lainnya.
3.
Lokasi
Lokasi adalah factor utama dalam
pemilihan oleh konsumen. Ini juga keunggunlan bersaing yang tidak mudah ditiru.
Contohnya: Starbucks , mereka menciptakan keberadaan pasar yang sulit untuk
disaingi; Carrefour, mereka selalu menentukan lokasi yang selalu strategis.
Pemilihan lokasi yang tepat mempunyai keuntungan yaitu :
a.
Merupakan komitmen sumber daya jangka panjang yang dapat mengurangi
fleksibilitas masa depan ritel itu sendiri.
b.
Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis ritel dimasa yang akan datang,
area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi ekonomi sehingga dapat
mempertahankan kelangsungan toko saat awal ataupun masa yang akan
datang.Penentuan lokasi dapat dimulai dengan memilih komunitas, keputusan ini
sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomi dan stablitas maupun
persaingan serta iklim politik. selain itu juga lokasi geografis sangat
menentukan.
4.
Manajemen sumber daya manusia
Ritel adalah bisnis tenaga kerja
intensif, para pegawai memiliki peranan penting dalam memberikan layanan pada
konsumen dan membangun loyalitas konsumen.
5.
Sistem distribusi & informasi
Semua ritel berusaha untuk
mengelola usaha secara efisien, mereka terus memenuhi kebutuhan konsumen,
dan pada saat yang sama member konsumen barang-barang dengan harga lebih baik
dari pada pesaingnya atau memutuskan untuk mengunakan kesempatan guna menarik
perhatian konsumen dari para pesaing denganmenawarkan jasa, barang, dan
penyajian visual yang lebih baik.
6.
Barang – barang yang unik
Mengembangkan merek-merek
berlabel (juga disebut merek-merek toko) yang merupakan produk-produk yang
dikembangkan dan dipasarkan oleh ritel dan hanya tersedia dari ritel tersebut.
7.
Layanan konsumen
Dibutuhkan waktu dan usaha untuk
membangun sebuah tradisi dan reputasi untuk layanan konsumen, karena layanan
konsumen yang bagus merupakan asset strategis yang sangat berharga.
Bisnis ritel merupakan aktivitas
bisnis yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen
akhir. Pada perkembangannya, kini bisnis ritel di Indonesia mulai
bertransformasi dari bisnis ritel tradisional menuju bisnis ritel modern.
Perkembangan bisnis ritel modern di Indonesia sudah semakin menjamur di hampir
seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya toko
retailer modern yang membuka cabang di berbagai wilayah di Indonesia.
- Discount stores,
adalah toko pengecer yang menjual berbagai macam barang dengan harga yang
murah dan memberikan pelayanan yang minimum.
- Speciality stores,
merupakan toko eceran yang menjual barang – barang jenis lini produk
tertentu saja yang bersifat spesifik.
- Departemen stores,
adalah suatu toko eceran berskala besar yang pengelolaannya dipisah dan
dibagi menjadi bagian departemen – departemen yang menjual macam barang
yang berbeda – beda.
- Convenience stores,
adalah toko pengecer yang menjual jenis item produk yang terbatas,
bertempat ditempat yang nyaman dan jam buka yang panjang.
- Catalog stores, merupakan suatu
jenis toko yang banyak memberikan informasi produk melalui media katalog
yang dibagikan kepada para konsumen potensial.
- Chain stores, adalah toko
pengecer yang memiliki lebih dari satu gerai dan dimiliki oleh perusahaan
yang sama.
- Supermarket, adalah toko
eceran yang menjual berbagai macam produk makanan dan juga sejumlah kecil
produk non-makanan dengan sistem konsumen melayani dirinya sendiri
(swalayan).
- Hypermarkets, adalah toko
eceran yang menjual jenis barang dalam jumlah yang sangat besar atau lebih
dari 50.000 item dan mencakup banyak jenis produk. Hypermarket merupakan
gabungan antara retailer toko diskon dengan hypermarket.
Minimarket, merupakan
adalah semacam toko kelontong yang menjual segala macam barang dan makanan,
namun tidak sebesar dan selengkap supermarket. Minimarket menerapkan sistem
swalayan.
7
Strategi Pemasaran Untuk Peningkatan Bisnis Ritel Yang Lebih Baik
Berikut adalah
tujuh strategi pemasaran untuk bisnis ritel terbaik yang kami rangkum untuk
meningkatkan penjualan pasar B2C atau B2B Anda sepanjang tahun.
1. Buat Iklan
di Google Ads
Anda menyadari
fakta bahwa orang sekarang lebih suka berbelanja online, bukan? Nah, sebagai
pemilik bisnis ritel. Anda masih dapat memanfaatkan peluang ini tanpa harus
teknik marketing tradisional Anda. Selain itu, Anda tidak perlu membuat
platform e-commerce juga yang mungkin akan menghabiskan banyak dana.
Sebaliknya,
yang harus Anda lakukan adalah berinvestasi dalam menjalankan iklan Google.
Miliaran pencarian dilakukan setiap hari, dan mereka senang menggunakan Google
untuk berbelanja.
Buat salinan
iklan yang indah dan menarik untuk mengalami hasil yang luar biasa. Selain itu,
selalu targetkan produk terbaik Anda dengan harga terbaik untuk memberikan peningkatan
penjualan B2C atau B2B Anda.
2. Bangun
Brand Awareness melalui Media Sosial
Kami cukup
yakin sekarang Anda memiliki media sosial. Ada potensi besar untuk
membangun brand awareness bisnis jika
Anda menggunakan teknik pemasaran melalui media sosial.
Pada 2019,
jumlah pengguna media sosial global diperkirakan akan melampaui 2,75 miliar.
Bayangkan jika Anda bisa mendapatkan 2% dari pengguna ini untuk melihat produk
Anda. Nah, dengan membuat dan merencanakan iklan yang tepat, Anda dapat dengan
cepat mencapainya.
Namun,
persaingan pada platform sosial media ini cukup tinggi. Karena itu, cobalah
untuk menargetkan iklan Anda untuk produk unggulan Anda dan pastikan bahwa Anda
menyebutkan detail kontak lengkap dan alamat bisnis Anda sehingga konsumen tahu
ke mana harus datang.
Anda juga
dapat menawarkan diskoun khusus untuk semua pengguna yang datang ke toko Anda
untuk membeli sesuatu. Diskon selalu merupakan magnet yang bagus untuk memikat
pembeli ke toko Anda.
3.
Gunakan Guerilla Marketing
Strategi
pemasaran untuk bisnis ritel selanjutnya adalah tentang menggunakan Guerilla
Marketing atau jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
menjadi teknik pemasaran gerilya yang dilakukan di luar pemasaran digital.
Ya, ada dunia
di luar lingkungan pemasaran digital. Anda tidak harus selalu berinvestasi pada
teknik digital marketing saja untuk bisnis Anda. Dalam pemasaran ritel, orang
yang berpikir out of the box adalah pemenang
yang sebenarnya. Oleh karena itu, satu cara yang bagus untuk menarik khalayak
dan diperhatikan oleh orang-orang saat mereka menjalani kehidupan normal mereka
adalah melakukan guerilla marketing.
Teknik
pemasaran ini adalah cara kreatif dan modern untuk mempromosikan merek atau
produk Anda di jalan-jalan atau tempat umum lainnya. Biaya strategi ini berbeda
karena bergantung pada lokasi dan kota yang Anda targetkan.
Misalnya,
mengecat halte bus dengan tema bisnis Anda, maskot dan logo adalah cara yang
bagus untuk menarik perhatian. Namun, aksi seperti ini selalu memerlukan izin
dari otoritas setempat dan mungkin dikenakan biaya yang cukup besar, namun
teknik ini adalah sesuau yang patut Anda coba.
4. Membuat
Video Marketing
Tidak ada cara
yang lebih baik daripada menghidupkan produk Anda. Apakah Anda tahu berapa
banyak anak yang menginginkan action figure Buzz Lightyear setelah film Toy
Story pertama kali dirilis? Ya, permintaan untuk masing-masing karakter melebihi 2 juta pesanan segera setelah film tersebut diputar di
bioskop saat itu.
Kisah ini
membuktikan bahwa sekali Anda menghidupkan produk Anda, orang akan lebih
tertarik untuk membelinya. Sekarang bukan berarti Anda harus membuat film untuk
produk Anda. Namun, Anda dapat menghasilkan klip video pendek yang terkait dengan
kinerja atau spesifikasi produk Anda.
Misalnya,
tutorial singkat atau ulasan produk sangat bagus untuk meningkatkan
kredibilitas produk Anda. Bahkan video sederhana yang menunjukkan apa yang
ditawarkan toko Anda dapat menarik banyak pelanggan ke dalam bisnis Anda.
5. Memasarkan
Produk Pada Ecommerce Besar dan Mendunia
Saat ini,
banyak pasar B2C dan B2B didedikasikan untuk mendaftarkan bisnis pada platform
mereka. Tujuan utama di balik jaringan ini adalah untuk menampilkan
produk dari perusahaan ke seluruh dunia di situs web mereka. Hal ini dapat
membantu Anda menemukan banyak pembeli dan pemasok yang sejenis dalam industri
Anda.
Yang harus
Anda lakukan adalah mendaftarkan bisnis Anda pada jaringan ini. Setelah
selesai, Anda akan terhubung dengan ribuan klien. Meskipun teknik ini bekerja
secara online, sebagai pemilik bisnis ritel, Anda masih dapat menerima pesanan
dalam jumlah besar dari pembeli dan memberi kesempatan untuk memasuki pasar
internasional.
Beberapa
perusahaan ecommerce terkemuka di dunia dan terpercaya adalah seperti, Alibaba, ExportHub, dan DHgate.
6. Gunakan
Promo pada Hari Besar dan Liburan
Pernahkah Anda
memperhatikan bahari besar apa saja yang ada selama setahun penuh? Atau
pernahkah berpikir bahwa mungkin ada air atau hari musik? Mungkin saja ada,
namun bukan berarati Anda harus merayakan semuanya.
Alih-alih,
Anda harus fokus pada hari-hari yang terkait dengan produk Anda atau dapat
membantu kampanye iklan pada bisnis, Anda juga harus lebih aktif dan
menggunakan hari-hari ini besar untuk keuntungan Anda, misalnya mengadakan
promo. Jangan pernah melewatkan hari populer di Indonesia seperti lebaran atau
saat natal. Strategi ini adalah salah satu strategi pemasaran ritel
terbaik untuk bisnis Anda.
7. Ketahui Musim Ramai Penjualan dan Buat Rencana Sesuai Dengan Hal Itu
Semua industri
mengalami pasang surut. Itu berarti, suatu hari nanti Anda akan melihat
pelanggan datang ke toko Anda, sementara hari lain orang hanya akan berjalan
melewati pintu Anda.
Meskipun,
biasanya semua bisnis memiliki musim puncaknya ketika penjualan mereka
meningkat dengan cepat. Misalnya, Anda akan selalu melihat orang bepergian
lebih banyak selama liburan musim liburan sekolah dan pergantian tahun.
Permintaan tiket penerbangan meningkat yang menyebabkan kenaikan harga juga.
Cari tahu musim puncak Anda dan mulai merencanakan kampanye marketing sesuai
kebutuhan bisnis Anda.
Adaptasi Teknologi Terbaru untuk Pengembangan Bisnis Ritel lebih Baik
Hal yang
terpenting dari semua strategi pemasaran bisnis ritel ini adalah selalu gunakan
teknologi terbaru untuk kemudahan operasional bisnis Anda. Hal ini akan
berbanding lurus dengan keuntungan dan pengembangan bisnis yang akan Anda
capai.
Penggunaan
teknologi terbaru akan berdampak pada efesiensi dalam berbagai bagian bisnis
itu sendiri, termasuk pembukuan. Jika dahulu Anda mencatat setiap transaksi
melalui proses manual yang menghabiskan banyak waktu, lalu hadir software
akuntansi berbasis desktop sebagai revolusi akuntansi yang menarik, namun cara
penggunaanya dirasa masih belum optimal oleh banyak pengguna, terutama mereka
yang memiliki mobilitas tinggi.
Maka
akhir-akhir ini banyak berkembang software akuntansi berbasis cloud yang
menjembatani kebutuhan ini, termasuk Accurate Online.
Accurate
Online adalah software akutnansi berbasis cloud yang sudah dikembangkan sejak
tahun 1999 dan digunakan oleh 300 ribu pengguna dari berbagai entitas bisnis,
mulai dari UKM sampai perusahaan manufaktur.
Telah memenangkan Top Brand Award selama 4
tahun berturut turut sebagai software akuntansi terbaik.
2.2 Private Label
Strategy
Private Label
– Persaingan bisnis saat ini sangat kompetitif dimana merek produk tidak hanya
bersaing dengan merek produsen lain, tetapi juga bersaing dengan produk tanpa
merek (generik) dan produk private label. Khusus produk private label,
perkembangannya akhir-akhir ini sangat cepat sehingga bisa menggeser kekuatan
produsen ke retailer. Hal ini dilakukan oleh para retailer sebagai strategi
untuk memperkuat loyalitas konsumen terhadap toko dan untuk mendapatkan margin
keuntungan dari konsumen yang sensitif terhadap harga.
Private label
diperkenalkan di Indonesia pertama kali (CMIIW) oleh jaringan peritel Hero
dengan merek Hero Save, Nature Choice, dan Relliance. Ada pula peritel Makro
dengan merek Aro, Giant dengan merek Giant dan First Choice, Carrefour dengan
merek Carrefour dan PM (Paling Murah), Yogya dengan merek YOA, Indomaret,
Hypermart, dan Alfamart.
Definisi
sederhana dari private label adalah produk yang dijual di sebuah toko/peritel
dengan merek yang dibuat khusus oleh toko/peritel tersebut. Private label dikenal
juga sebagai store brand. Strategi private label ini lazimnya dilakukan oleh
jaringan peritel modern.
Menurut Businessdictionary.com
private label/ private brand adalah: brand owned not by a manufacturer or
producer but by a retailer or supplier who gets its goods made by a contract
manufacturer under its own label. Also called private brand. Yang jika
diartikan dalam bahasa Indonesia kira kira artinya seperti ini: brand yang
bukan dimiliki oleh produsen akan tetapi dimiliki oleh retailer, yang
didapatkan dengan suatu kontrak kerjasama atas kepemilikan brand tersebut oleh
retailer.
Private label merupakan strategi
private branding yang merujuk pada deskripsi terhadap jenis-jenis produk yang
disediakan oleh para pemasok kepada industri pengecer (ritel) yang menyandang
nama merek gerai pengecer masing–masing (Knapp, 2000). Private label adalah
segala jenis merek yang dijual retailer atau distributor dan hanya tersedia di
outlet peritel saja. Produk tersebut mempunyai spesifikasi khusus yang telah
ditentukan oleh peritel. Private label juga dikenal sebagai store brands,
private label branding, private-label goods, own-label, house-brands. Private
label merupakan produk dari perusahaan pemasok yang telah terikat kontrak
dengan peritel.
Private brand sendiri bias
dianggap sebagai salah setu strategi peritel untuk meningkatkan keuntungan dan
loyalitas. Dibalik itu strategi ini memiliki keunggulan dan kelemahan antara
lain :
Keunggulan
1.
Harga yang dapat disetting lebih murah dibandingkan produk sejenis yang
‘bermerek’. Hal ini tentu sangat menarik bagi konsumen yang price sensitive.
Beberapa penyebab harga private label dapat lebih murah adalah karena pemanfaatan
kapasitas produksi supplier yang tidak terpakai, pembelian yang dilakukan
secara bulk/partai oleh peritel, dan tidak adanya biaya promosi dari supplier
kepada peritel. Promosi peritel terhadap private label hanya dilakukan dengan
media katalog dan penempatan produk pada rak toko tentunya.
2.
Margin keuntungan yang cenderung lebih besar jka dibandingkan dengan produk
‘bermerek’. Berdasarkan riset Food Marketing Institute di AS, peritel bisa
mendapatkan 35% gross margin dari produk private label. Sementara gross margin
dari produk ‘bermerek’ hanya 25,9%.
3.
Peritel tahu benar produk apa saja yang perputarannya cepat (fast moving)
berdasarkan data base yang dimilikinya. Sehingga dengan memiliki private label
untuk produk fast moving, semakin besar keuntungan yang langsung diterima oleh
peritel tersebut.
4.
Bisnis ritel identik dengan perang harga. Semakin murah harga produk yang
ditawarkan, semakin banyak konsumen yang berbelanja di peritel tersebut. Nah,
private label lah yang dapat menjaga dan menguatkan citra harga murah dari
peritel tersebut. Karena kontrol private label berada 100% di tangan peritel.
Kelemahan
Private Label sering kali
dipandang sebagai produk dengan kualitas kelas dua oleh konsumen. Beberapa
penyebabnya antara lain
(Kapferer, 2008:63):
1.
Kemasan yang sederhana dan cenderung tidak menarik
2.
Harga yang sedikit lebih murah dibandingkan dengan produk merek nasional
yang sudah terkenal lebih dahulu
3.
Sedikitnya keragaman produk
4.
Kurangnya promosi dari pengusaha retail sendiri terhadap produknya
5.
Konsumen telah terbiasa menggunakan produk dengan merek nasional, sehingga
telah mengetahui kualitasnya
6.
kemudian enggan mencoba produk dengan merek pribadi.
7.
Private Label tidak memiliki image yang baik dalam suatu kategori roduk
tertentu. Merek pribadi diangggap tidak mempunyai suatu nilai tambah bagi
konsumen yang telah fanatik terhadap produk dengan merek nasional.
Loyalitas
Private Label benyak terkait
dengan loyalitas, karena Private Label mampu untuk membantu membangun merek
peritel. Citra toko dan loyalitas dapat meningkatkan jika konsumen telah
terbiasa dengan Private Label dan mereka mampu untuk membeli satu merek di
berbagai kategori produk. Kemampuan untuk menimbulkan loyalitas dapat membuat
Private Label menguntungkan bagi peritel bahkan jika mereka tidak memiliki
keunggulan dari segi biaya.
2.3 Grosir (Wholesaling)
A.
Pengertian
grosir
Grosir atau mendistribusikan diartikansebagai
penjualan barang atau merchandise kepada pengecer,
pengguna bisnis industri,
komersial, institusi atau profesional, atau kepada penggrosir lainnya dan jasa
terkait.[1] Secara
umum, artinya penjualan barang kepada siapa saja selain konsumen biasa.
Menurut United Nations Statistics Division, "grosir" adalah menjual kembali
(menjual tanpa pengubahan) barang baru dan terpakai kepada pengecer, pengguna
industri, komersial, institusi atau profesional, atau kepada penggrosir lain,
atau terlibat berperan sebagai agen atau broker dalam membeli merchandiser
untuk, atau menjualnya kepada orang-orang atau perusahaan. Penggrosir biasanya
mengatur, mengurutkan dan memeringkatkan barang-barang di tempat luas, jumlah
besar, dipak kembali dan didistribusikan kembali di tempat yang lebih kecil.[2] Sementara
penggrosir sejumlah produk biasanya beroperasi atas alasan sendiri, pemasaran
grosir untuk
barang makanan dapat dilakukan di pasar grosir tertentu tempat semua pedagang
bertemu.
Umumnya, penggrosir lebih dekat dengan pasar
yang mereka suplai daripada sumber yang mereka dapatkan produknya.[3].
Tetapi, dengan
penemuan Internet dan E-procurement, terdapat peningkatan jumlah penggrosir yang
berdiri di dekat pusat manufaktur di Tiongkok Daratan, Taiwan dan Asia
Tenggara seperti Chinavasion, Salehoo dan Modbom, banyak di antaranya
menawarkan jasa antar barang ke perusahaan dan perorangan. [4]
Pedagang grosir (wholesaling) meliputi semua kegiatan yang melibatkan penjualan
barang dan jasa kepada pihak yang membeli untuk di jual kembali atau untuk pemakaian bisnis. Kita
menyebut pedagang grosir (wholesaling)
kepada perusahaan yang terutama dalam
bidang perdagangan grosir.
Pedgang grosir membeli
sebagian besar barang dari
produsen dan menjual pada pengencer, konsumen industri dan pedagan grosir lain. Akibatnya banyak
pedagang grosir terbesar dan paling
penting dalam suatu Negara yang tidak dikenal
luas oleh konsumen akhir.pedagang grosir menanbah nilai dengan melakukan satu atau lebih fungsi aluran berikut.
§ Menjual dan
mempromosikan (salling and promoting) wiraniaga pedagang grosir membantu produsen mencapai banyak kontak dan lebih di percaya oleh pembeli dari pada produsen yang jaraknya jauh.
§ Membeli dan
membangun pilihan (buying and assortment
building) pedagang grosir dapat memilih barang dan membangun pilihan yang diperlukan
oleh pelangan mereka,sehinga dapat menghemat tenaga konsumen.
§ Pemecahan kuantitas
besar (bulk-breking) pedagang grosir
menghemat uang pelangan mereka dengan
membeli dalam satu muatan truk dan
memecah satuan besar menjadi kecil.
§ Pedagang (warehousing) pedagang grosir menyimpan persediaan sehinga mengurangi biaya persediaan dan resiko pemasok dan pelangan.
§ Transportasi
pedagang grosir bisa menyediakan pengiriman yang lebih cepat kepada pembeli karena mereka lebih dekat ketimbang
produsen..
§ Pembiayaan (financing) pedagang grosir
membiayai pelanggan mereka dengan memesan lebih awal dan membayar tagihabn dengan tepat waktu.
§ Menangung resiko (risk bearing) pedagang grosir menangung resiko dengan mengambil tanggung jawab dan menanggung biaya kerugian akibat
kecurian,kerusakan,pelapukan, dan keusangan.
§ Informasi pasar (market information) pedagang grosir memberikan informasi kepada pemasok dan pelangan tentang pesaing,produk baru,dan
perkembangan harga.
§ Layanan dan nasihat
menajemen (managemet service and advice)
B.
Manfaat
pedagang Grosir
1.
Manfaat Dari Segi Selling Dan Promotion
Wholesaler
dapat memberikan kemudahan bagi produsen dengan menyediakan produk atau barang
dengan harga yang lebih murah untuk para pedangan kecil dan retailer.
2.
Manfaat Dari Segi Warehousing
Wholesaler dapat membantu mengatur keadaan stock
barang serta dapat mengurangi resiko yang terjadi pada pemasok dan konsumen.
3.
Manfaat Dari Segi Financing
Wholesaler
dapat membantu pemasok dalam segi keuangannya dengan cara menjualnya secara
kredit dan akan dibayarkan tepat waktu sesuai waktu yang telah ditentukan.
4.
Manfaat Dari Segi Market Information
Wholesaler
memberikan informasi yang valid mengenai pesaing, harga, produk baru untuk
produsen dan juga konsumen dengan tujuan agar penawaran dan permintaan tetap
stabil.
5.
Manfaat Dari Segi Manajemen Resiko
Wholesaler menanggung resiko – resiko seperti
kerusakan, kadaluarsa dan kerugian lainnya mengenai produk teserbut serta
kepimilikan barang.
6.
Manfaat Dari Segi Management Service
Pedangang
grosir dapat membantu memberikan pelayanan yang tepat dengan menggunakan sistem
software akuntansi. Dengan adanya software tersebut membuat semua hal seperti
keuangan, informasi market, level barang dan yang lainnya akan lebih mudah di
update secara otomatis. Selain itu juga diberikan beberapa pelatihan, training
dan juga seminar tentang menagement service untuk mendirikan bisnis grosir
C. Jenis-Jenis Pedagang Grosir
Pedagang grosir
dibagi menjadi tiga kelompok utama,pedagang grosir, agen dan pialang serta
cabang dan kantor penjualan produsen. Pedagang grosir adalah kelompok pedagang
grosir tungal terbesar, menduduki sekitar 50% dari seluruh pedagang
grosir.pedagang grosir meliputi dua tipe besar: pedagang grosir pelayanan penuh
dan pedagang grosir pelayanannya terbatas. Pedagang grosir pelayanan penuh
menyediakan seperangkat layanan penuh,sementara berbagai pedagang grosir
pelayanan terbatas menawarkan pelayanan terbatas kepada pemasok dan pelangan
mereka. Beberapa tipe pedagang grosir pelayanan terbatas yang berbeda
melaksanakan berbagai fungsi khusus dalam saluran distribusi.
Pialang dan agen
berbeda dengan pedagang grosir dalam dua cara: pialang dan agen tidak mempunyai
atas barang,dan mereka hanya melaksanakan beberapa fungsi. Eperti pedagang
grosir, pialang dan agen umumnya menghususkann berdasrkan klini produk atau
tipe pelangan. Pialang (broker) menyatukan pembeli dan menjual
serta membantu negosiasi. Agen ( agent)
mewakili pembelin atau penjual pada basis yang lebih permanen. Agen prusen (
disebut juga perwakilan produsen) adalah
tipe pedagang grosir agen yang paling umum tipe pedangang grosir utama yang ketiga
adalah pedang grosir yang dilakukan di cabang dan di kantor penjualan produsen
(manufacturers sales branchs and offices) oleh penjual atau pembeli
sendiri dan tidak melalui pedagang grosir indenpenden.
2.4 Market logistics
Logistik pasar (market logistics) meliputi perencanaan
infrastruktur untuk memenuhi permintaan, lalu mengimplementasikan dan
mengendalikan aliran fisik bahan dan barang akhir dari titik asal ke titik
penggunaan, untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mendapatkan laba.
Perencanaan logistik pasar mempunyai 4 tahap,
yaitu :
a. Memutuskan proposisi nilai
perusahaan bagi pelanggannya.
b. Memutuskan rancangan saluran dan
strategi jaringan terbaik untuk menjangkau pelanggan.
c. Mengembangkan kesempurnaan
operasional dalam peramalan penjualan, manajemen gudang, manajemen
transportasi, dan manajemen bahan.
d. Mengimplementasikan solusi dengan
sistem informasi, peralatan, kebijakan, dan prosedur terbaik.
Sistem Logistik Terintegrasi
Tugas logistik pasar memerlukan sistem
logistik terintegrasi (integrated logistics systems-ILS), yang meliputi
manajemen bahan, sistem aliran bahan, dan distribusi fisik, dibantu oleh
teknologi informasi (IT).
Logistik pasar meliputi beberapa kegiatan.
Pertama adalah peramalan penjualan, berdasarkan jadwal distribusi, produksi dan
tingkat persediaan perusahaan. Rencana produksi mengindikasikan bahan yang
harus dipesan departemen pembelian. Bahan ini tiba melalui transportasi
kedalam, memasuki wilayah penerimaan, dan disimpan di persediaan bahan mentah. Bahan
mentah diubah menjadi barang jadi. Persediaan barang jadi merupakan penghubung
antara pesanan pelanggan dan kegiatan manufaktur.
Tujuan Logistik Pasar
Banyak perusahaan menyatakan tujuan logistik pasar mereka
sebagai “menempatkan barang yang tepat di tempat yang tepat pada saat yang
tepat dengan biaya terendah”. Sayangnya tujuan ini hanya memberikan sedikit
panduan praktis. Tidak ada sistem yang memaksimalkan layanan pelanggan dan
meminimalkan biaya distribusi pada saat yang sama. Biaya logistik pasar
berinteraksi dan sering berhubungan secara negatif, misalnya :
Manajer lalu lintas lebih menyukai pengiriman
lewat rel dibandingkan lewat udara karena biaya kereta lebih kecil. Meskipun
demikian, karena kereta lebih lambat, pengiriman rel membutuhkan modal kerja
lebih panjang, menunda pembayaran pelanggan, dan dapat menyebabkan pelanggan
membeli dari pesaing yang menawarkan layanan lebih cepat.
Departemen pengiriman menggunakan peti kemas
murah untuk meminimalkan biaya pengiriman. Peti kemas yang lebih urah
menyebabkan tingkat kerusakan baran yang lebih tinggi dan pelanggan akan
kecewa.
Manajer persediaan menyukai persediaan
rendah. Hal ini meningkatkan kemungkinan kehabisan stok, pembatalan pesanan,
peningkatan tugas administratif, pelaksanaan produksi khusus, dan pengiriman
barang yang cepat dan berbiaya tinggi.
Perusahaan juga harus mempertimbangkan
standar layanan pesaing. Biasanya perusahaan ingin menyamai atau melebihi
tingkat layanan pesaing, tetapi tujuannya adalah memaksimalkan laba bukan
penjualan. Perusahaan harus melihat iaya penyediaan tingkat layanan yang lebih
tinggi. Beberapa perusahaan menawarkan layanan yang lebih sedikit dan
mengenakan harga yang lebih rendah, perusahaan lain menawarkan layanan yang
lebih banyak dan mengenakan harga yang lebih mahal.
Berdasarkan tujuan logistik pasar, perusahaan
harus merancang sebuah sistem yang bisa meminimalkan biaya pencapaian
tujuan-tujuan ini. Setiap kemungkinan sistem logistik pasar akan menghasilkan
biaya berikut :
M = T + FW + VW + S
dimana :
M
= total biaya logistik pasar dari sistem yang direncanakan
T
= total biaya angkut dari sistem yang direncanakan
FW = total
biaya gudang tetap dari sistem yang direncanakan
VW = total biaya
gudang variabel (termasuk persediaan) dari sistem yang direncanakan
S
= total biaya kehilangan penjualan akibat rata-rata keterlambatan pengiriman
dibawah sistem yang direncanakan.
Keputusan Logistik Pasar
Ada 4 keputusan utama tentang logistik pasar,
yaitu :
a. Pemrosesan Pesanan
Sebagian perusahaan saat ini berusaha
mempersingkat siklus pemesanan sampai pembayaran yaitu waktu antara
penerimaan pesanan, pengiriman dan pembayaran. Semakin panjang siklus ini,
semakin rendah kepuasan pelanggan dan semakin rendah laba perusahaan. Contoh :
General Elektrik mengoprasikan sistem informasi yang memeriksa kredit pelanggan
terhadap penerimaan pesanan dan menentukan apa dan dimana barang akan disimpan.
Komputer mengeluarkan perintah pengiriman, menagih pelanggan, memperbarui
catatan persediaan, mengirimkan pesanan produksi untuk stok baru, dan
mengirimkan pesan kembali ke wiraniaga bahwa pesanan pelanggan sudah berada
dijalan, semuanya kurang dari 15 detik.
b. Pergudangan
Semua perusahaan harus menyimpan barang jadi
sampai barang itu terjual karena siklus produksi dan konsumsi jarang sesuai.
Beberapa persediaan disimpan didekat pabrik dan sisanya diletakkan digudang
dilokasi lain. Perusahaan dapat memiliki gudang pribadi sendiri dan juga
menyewa ruang di gudang publik. Contoh : Helene Curtis Company
mengganti enam gudang yang telah ketinggalan jaman dengan fasilitas baru
senilai $32 juta, mereka menurunkan biaya distribusi sebesar 40%.
c. Persediaan
Tingkat persediaan mempresentasikan biaya
utama. Wiraniaga akan lebih suka jika perusahaan mereka menyimpan cukup banyak
stok untuk memenuhi semua pesanan pelanggan dengan segera. Namun, hal ini tidak
efektif biaya. Biaya persediaan meningkat semakin cepat ketika tingkat
layanan pelanggan mendekati 100%. Perusahaan mengurangi biaya persediaan mereka
dengan memperlakukan barang persediaan secara berbeda, memposisikan mereka
menurut risiko dan peluang. Mereka membedakan antara barang leher-botol
/ bottleneck (resiko tinggi, peluang rendah), barang kritis (risiko
tinggi, peluang tinggi), komoditas (risiko rendah, peluang tinggi), dan barang
pengganggu (risiko rendah, peluang rendah). Contoh : Dell, membuat
pelanggan memesan komputer dan membayarnya dimuka. Kemudian Dell menggunakan
uang pelanggan untuk membayar pemasok agar mengirimkan komponenyang diperlukan.
Sepanjang pelanggan tidak segera memerlukan barang tersebut, semua orang dapat
menghemat uang.
d. Transportasi
Pilihan transportasi akan mempengaruhi
penetapan harga produk, kinerja pengiriman tepat waktu, dan kondisi barang
ketika barang itu tiba, yang semuanya mempengaruhi kepuasan pelanggan. Dalam
mengirimkan barang ke gudang penyalur dan pelanggannya, perusahaan dapat
memilih diantara 5 model transportasi, rel, udara, truk, air dan pipa. Pengirim
mempertimbangkan kriteria seperti kecepatan, frekuensi, keandalan, kapabilitas,
ketersediaan, kemudahan penelusuran, dan biaya. Untuk kecepatan, udara, rel,
dan truk adalah pesaing utama. Jika tujuannya adalah biaya rendah, pilihannya
adalah air dan pipa. Contoh : Perusahaan P&G menggunakan tiga
kelompok sistem logistik untuk menjadwalkan pengiriman barang yang bergerak
cepat dan lambat, barang dalam kuantitas yang sangat besar (bulk), dan barang
kecil dengan cara yang paling efisien.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perdagangan eceran/pengeceran (retailing termasuk
semua aktivitas dalam menjual barang atau jasa lansung ke konsumen akhir untuk
kebutuhan pribadi dan nonbisnis. Pengecer (retailer) atau toko eceran (retail
store) adalah semua badan usaha yang volume penjualannya terutama datang dari
penjualan eceran.
B. SARAN
Para pengusaha eceran, grosir, maupun logistik
tentunya harus membuat keputusan yang baik dan tepat dalam memajukan usahanya,
baik dari segi pemasaran, pemilihan, tempat penjualan, memahami keinginan dari
konsumen yang berbeda-beda, hingga menentukan Logistik pasar yanang
direncanakan sehingga mendatangkan pelanggan dan mendapat keuntungan laba yang
sesuai.
Comments
Post a Comment